Kamis, 11 Juni 2015

Peran Budaya Daerah Memperkokoh Ketahanan Budaya Nasional

PERAN BUDAYA DAERAH MEMPERKOKOH KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

Merambahnya budaya asing ke Indonesia melalui sarana multi media massa (elektronik, cetak) serta media dunia maya (internet) sangat mempengaruhi perkembangan budaya Indonesia. Dampak yang ditimbulkan ada yang bersifat positif dan ada yang negatif. Jika kebudayaan asing yang bersifat negatif memasuki sendi-sendi kehidupan bangsa, terutama para generasi muda tanpa diimbangi upaya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa dikhawatirkan Bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa. betapa pentingnya kita mencintai budaya ini dan mempertahankannya di tengah ”ancaman” budaya barat, mulai dari budaya makan (serangan makanan dari Luar Negeri seperti Makanan Jepang sampai KFC mengalahkan kepopuleran makanan lokal di mata anak muda), Busana ( serangan merek-merek luar seperti Dolce Gabbana dan channel telah mengalahkan kepopuleran batik dan kain tenun), Musik ( Musik R&B dan Hip Hop telah mengalahkan kepopuleran dangdut dan kolintang) sampai bagian budaya yang paling vital, yaitu bahasa ( bahasa inggris telah jauh mengalahkan bahasa indonesia sehingga terkadang dianggap memiliki level yang lebih tinggi dari bahasa indonesia. Bahkan, dalam pembicaraan sehari-hari, penggabungan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sudah dikembangkan sebagai suatu budaya baru bagi anak muda). Lucunya, ternyata negara-negara seperti Perancis, Jerman, Inggris dan Italia juga memiliki pemikiran yang sama tentang keberadaan globalisasi budaya, yang mereka sebut sebagai Amerikanisasi, karena dianggap ingin menyeragamkan semua budaya di dunia dengan budaya dari negara adikuasa tersebut. Untuk itu, terdapat beberapa tindak nyata yang dilakukan untuk memproteksi budaya lokal masing-masing negara, seperti Kanada yang membentuk Kementrian Warisan Budaya dan bahkan pernah melarang peredaran Majalah Sports Illustrated dari Amerika Serikat. Selain itu, di Musim Panas 1998, menteri Kebudayaan dari 20 Negara seperti Brazil, Meksiko, Swedia dan Italia berkumpul di Ottawa untuk membahas tentang strategi menahan serbuan Hollywood juggernaut sebagai serbuan yang sarat muatan Hollywood yang tak bisa dihentikan.Tapi kebanyakan orang (bahkan orang “barat” sendiri) hanya berfokus ke bagaimana mengatasi globalisasi sebagai “ancaman” ? Padahal kalo kita liat secara positif, Globalisasi juga bisa dimanfaatkan sebagai “peluang” jika kita pikirkan lagi, keberadaan globalisasi artinya, lajunya arus informasi lewat adanya internet yang mana, Indonesia memiliki peluang untuk memperkenalkan berbagai budaya dari tiap propinsi melalui web atau bahkan blog, globalisasi menghapus batas antar Negara sehingga akan mempermudah terjadinya pertukaran Pelajar dan mahasiswa maupun, akan ada lebih banyak pekerja asing di Negara kita yang kaya ini dan yang terakhir, yang saya rasa adalah peluang terbesar adalah Perkembangan Mode yang berskala global yang mana, sekarang ini,bukan hal yang aneh lagi bila orang Indonesia memakai tas tangan Channel dan sepatu Nike, yang tentu saja bukan hal yang sulit karena barang-barang tersebut sudah dijual dengan bebas di Indonesia. Hal seperti ini tentu saja merupakan peluang besar bagi industri batik dan kain tenun kita yang mempunyai kesempatan untuk menjadi merek global dan dapat ditemukan di berbagai butik di seluruh dunia yang artinya, kita akan melakukan Indonesianisasi.

Strength (Kekuatan)

a.       Nilai-nilai luhur budaya bangsa dan penguatan ketahanan budaya dalam menghadapi derasnya arus budaya asing dan lokal.
b.      Mendorong kerja sama yang sinergis antar pemangku.
c.       Mempertajam pemanfaatan nilai-nilai dan pesan moral.
d.      Kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam seperti suku, kesenian dan kekayan nilai budaya yang lainnya.
e.       Keanekaragaman seni dan semakin banyak keunikan budaya menjadi warisan dunia.
f.        Banyaknya wisatawan mancanegara yang datang untuk melihat budaya kita.

        Weakness (Kelemahan)

a.       Masih rendahnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk dalam negeri .
b.      Semakin pudarnya nilai-nilai solidaritas sosial, keramahtamahan sosial dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia serta semakin menguatnya nilai-nilai materialisme.
c.       Belum memadainya kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman budaya.
d.      Masih kurangnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk dalam negeri.
e.       Kurangnya informasi terhadap masyarakat jika ada pembaharuan dan budaya baru yang muncul.
 Opportunity (Peluang)

a.       Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan berdampak positif terhadap ketahanan budaya jika adanya akulturasi budaya yaitu ciri khas dan identitas kebudayaan semakin berkembang.
b.      Penghargaan dunia atas warisan budaya lokal mampu mengangkat citra dan martabat bangsa dan Negara.
c.       Banyaknya lembaga atau pihak di luar negeri yang tertarik akan budaya bangsa baik berupa benda peninggalan sejarah dan purbakala (benda cagar budaya) maupun dengan kesenian dan nilai tradisi.
d.      Kemajuan teknologi membuka peluang untuk melestarikan kekayaan budaya.
e.       Kekayaan budaya yang melimpah mampu menjadikan daya tarik budaya sebagai magnet untuk mendatangkan wisatawan.

Threat (Tantangan)

a.       Masih kurangnya penghargaan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual di bidang kebudayaan.
b.      Lemahnya SDM pengelola kekayaan budaya.
c.       Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan berdampak negative terhadap ketahanan budaya.
d.      Kekayaan budaya bangsa baik dalam bentuk benda dan yang tak benda belum di kelola secara sinergis dalam rangka pembangunan nasional.

Hubungan Antara Manusia dan Kebudayaan

HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?

            Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita  lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan - peraturan

            kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Dart sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :

1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia

2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.

3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.


Budaya Indonesia DiDunia Internasional

 BUDAYA INDONESIA DIDUNIA INTERNASIONAL

Batik Indonesia memiliki keunikan yang tidak ditemukan di negara lain. Keunikan itu terletak pada penggunaan malam atau campuran sarang lebah, lemak hewan, dan getah tanaman dalam pembuatannya. Motif batik semakin berkembang dengan adanya hasil karya desainer yang terus bertambah jumlahnya. Batik bagi masyarakat Jawa, memang bukan hanya sebuah kain bercorak, tetapi juga penggambaran filosofi kehidupan dan warisan budaya leluhur yang harus dijaga.

Batik memang identik dengan Indonesia, tetapi bukan berarti negara lain tidak bisa memproduksinya. Negara tetangga kita, seperti Malaysia, Singapura, bahkan China juga memproduksi batik dengan motif yang cukup beragam. Hal itu ternyata tidak membuat pengakuan dunia internasional terkait batik Indonesia memudar.

Batik Indonesia akhirnya secara resmi dimasukkan dalam 76 warisan budaya tak benda oleh UNESCO. UNESCO memutuskan untuk menjadikan batik Indonesia sebagai salah satu daftar warisan budaya pada 8 September 2009. Pada 2 Oktober di Abu Dhabi, UNESCO mengumumkan hasilnya sangat membanggakan bagi bangsa Indonesia. Pengakuan UNESCO terhadap batik Indonesia melalui proses panjang dan berliku.

Upaya pemerintah mendaftarkan berbagai warisan budaya Indonesia guna mendapat pengakuan dunia internasional terus memperoleh hasil signifikan. Batik Indonesia dinilai sarat dengan teknik, simbol, dan budaya yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia mulai dari lahir sampai meninggal. Kekayaan ragam batik yang datang dari beberapa wilayah dan provinsi, menjadi bukti bahwa Indonesia layak menjadi sumber budaya di mana batik tumbuh dan berkembang.

OPINI:
Negara Indonesia terkenal dengan kebudayaannya yang beragam. Hampir di setiap provinsi kita dapat menemukan kebudayaan yang tidak sama antara provinsi yang satu dengan yang lain. Bahkan di antara provinsi yang letaknya bersebelahan. Seperti contoh, antara budaya Jawa Barat dengan Jawa Tengah walaupun letak secara geografis kedua daerah ini bersebelahan, tapi kebudayaan dua daerah ini berbeda. Bahkan bahasa daerahnya pun berbeda.

Salah satu kebudayaan Indonesia yang sangat terkenal bahkan sampai ke dunia Internasional adalah batik. Keindahannya memang dapat menarik perhatian orang banyak, begitu pun masyarakat mancanegara. Bahkan pernah ada negara yang sampai mengklaim kain ini sebagai salah satu budayanya. Sungguh ironi. Tapi untungnya sekarang batik Indonesia telah mendapat Pengakuan dari UNESCO sebagai salah satu warisan budaya Indonesia.
Oleh karena itu kita sebagai bangsa Indonesia harus terus menjaga dan melestarikan budaya sendiri. Jangan biarkan budaya kiat diklaim negara lain. Karena batik bagi masyarakat Jawa, memang bukan hanya sebuah kain bercorak, tetapi juga penggambaran filosofi kehidupan dan warisan budaya leluhur yang harus dijaga.
15.


Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya

Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
                Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
Karena itu jadilah manusia yang berbudaya. Dengan menjadi manusia yang berbudaya maka masyarakat akan memiliki sikap yang berakal budi, bermoral, sopan dan santun dalam menjalani kehidupan diri sendiri ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap Dan sifat manusia yang berbudaya itu juga yang akan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang besar yang memiliki jati diri sendiri sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat.
Manusia berbudaya yang seutuhnya adalah makhluk yang selalu aktual, yang terus-menerus belajar dan menempuh pendidikan untuk mengembangkan kepribadiannya, mengembangkan konsep tujuan hidupnya, melakukan pembaharuan sesuai kemajuan zaman, meningkatkan keterampilan dan daya nalar, semakin jelas arah hidupnya untuk apa dan mau kemana.