Merambahnya budaya asing ke Indonesia melalui sarana multi media massa
(elektronik, cetak) serta media dunia maya (internet) sangat mempengaruhi
perkembangan budaya Indonesia. Dampak yang ditimbulkan ada yang bersifat
positif dan ada yang negatif. Jika kebudayaan asing yang bersifat negatif
memasuki sendi-sendi kehidupan bangsa, terutama para generasi muda tanpa
diimbangi upaya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa dikhawatirkan Bangsa
Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa. betapa pentingnya kita
mencintai budaya ini dan mempertahankannya di tengah ”ancaman” budaya barat,
mulai dari budaya makan (serangan makanan dari Luar Negeri seperti Makanan
Jepang sampai KFC mengalahkan kepopuleran makanan lokal di mata anak muda),
Busana ( serangan merek-merek luar seperti Dolce Gabbana dan channel telah
mengalahkan kepopuleran batik dan kain tenun), Musik ( Musik R&B dan Hip
Hop telah mengalahkan kepopuleran dangdut dan kolintang) sampai bagian budaya
yang paling vital, yaitu bahasa ( bahasa inggris telah jauh mengalahkan bahasa
indonesia sehingga terkadang dianggap memiliki level yang lebih tinggi dari
bahasa indonesia. Bahkan, dalam pembicaraan sehari-hari, penggabungan bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris sudah dikembangkan sebagai suatu budaya baru bagi
anak muda). Lucunya, ternyata negara-negara seperti Perancis, Jerman, Inggris
dan Italia juga memiliki pemikiran yang sama tentang keberadaan globalisasi
budaya, yang mereka sebut sebagai Amerikanisasi, karena dianggap ingin
menyeragamkan semua budaya di dunia dengan budaya dari negara adikuasa
tersebut. Untuk itu, terdapat beberapa tindak nyata yang dilakukan untuk
memproteksi budaya lokal masing-masing negara, seperti Kanada yang membentuk
Kementrian Warisan Budaya dan bahkan pernah melarang peredaran Majalah Sports
Illustrated dari Amerika Serikat. Selain itu, di Musim Panas 1998, menteri
Kebudayaan dari 20 Negara seperti Brazil, Meksiko, Swedia dan Italia berkumpul
di Ottawa untuk membahas tentang strategi menahan serbuan Hollywood juggernaut
sebagai serbuan yang sarat muatan Hollywood yang tak bisa dihentikan.Tapi
kebanyakan orang (bahkan orang “barat” sendiri) hanya berfokus ke bagaimana
mengatasi globalisasi sebagai “ancaman” ? Padahal kalo kita liat secara positif,
Globalisasi juga bisa dimanfaatkan sebagai “peluang” jika kita pikirkan lagi,
keberadaan globalisasi artinya, lajunya arus informasi lewat adanya internet
yang mana, Indonesia memiliki peluang untuk memperkenalkan berbagai budaya dari
tiap propinsi melalui web atau bahkan blog, globalisasi menghapus batas antar
Negara sehingga akan mempermudah terjadinya pertukaran Pelajar dan mahasiswa
maupun, akan ada lebih banyak pekerja asing di Negara kita yang kaya ini dan
yang terakhir, yang saya rasa adalah peluang terbesar adalah Perkembangan Mode
yang berskala global yang mana, sekarang ini,bukan hal yang aneh lagi bila
orang Indonesia memakai tas tangan Channel dan sepatu Nike, yang tentu saja
bukan hal yang sulit karena barang-barang tersebut sudah dijual dengan bebas di
Indonesia. Hal seperti ini tentu saja merupakan peluang besar bagi industri
batik dan kain tenun kita yang mempunyai kesempatan untuk menjadi merek global
dan dapat ditemukan di berbagai butik di seluruh dunia yang artinya, kita akan
melakukan Indonesianisasi.
Strength (Kekuatan)
a. Nilai-nilai luhur budaya bangsa dan penguatan ketahanan budaya dalam menghadapi derasnya arus budaya asing dan lokal.
b. Mendorong kerja sama yang sinergis antar pemangku.
c. Mempertajam pemanfaatan nilai-nilai dan pesan moral.
d. Kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam seperti suku, kesenian dan kekayan nilai budaya yang lainnya.
e. Keanekaragaman seni dan semakin banyak keunikan budaya menjadi warisan dunia.
f. Banyaknya wisatawan mancanegara yang datang untuk melihat budaya kita.
Weakness (Kelemahan)
a. Masih rendahnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk dalam negeri .
b. Semakin pudarnya nilai-nilai solidaritas sosial, keramahtamahan sosial dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia serta semakin menguatnya nilai-nilai materialisme.
c. Belum memadainya kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman budaya.
d. Masih kurangnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk dalam negeri.
e. Kurangnya informasi terhadap masyarakat jika ada pembaharuan dan budaya baru yang muncul.
a. Nilai-nilai luhur budaya bangsa dan penguatan ketahanan budaya dalam menghadapi derasnya arus budaya asing dan lokal.
b. Mendorong kerja sama yang sinergis antar pemangku.
c. Mempertajam pemanfaatan nilai-nilai dan pesan moral.
d. Kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam seperti suku, kesenian dan kekayan nilai budaya yang lainnya.
e. Keanekaragaman seni dan semakin banyak keunikan budaya menjadi warisan dunia.
f. Banyaknya wisatawan mancanegara yang datang untuk melihat budaya kita.
Weakness (Kelemahan)
a. Masih rendahnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk dalam negeri .
b. Semakin pudarnya nilai-nilai solidaritas sosial, keramahtamahan sosial dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia serta semakin menguatnya nilai-nilai materialisme.
c. Belum memadainya kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman budaya.
d. Masih kurangnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk dalam negeri.
e. Kurangnya informasi terhadap masyarakat jika ada pembaharuan dan budaya baru yang muncul.
Opportunity (Peluang)
a. Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan berdampak positif terhadap ketahanan budaya jika adanya akulturasi budaya yaitu ciri khas dan identitas kebudayaan semakin berkembang.
b. Penghargaan dunia atas warisan budaya lokal mampu mengangkat citra dan martabat bangsa dan Negara.
c. Banyaknya lembaga atau pihak di luar negeri yang tertarik akan budaya bangsa baik berupa benda peninggalan sejarah dan purbakala (benda cagar budaya) maupun dengan kesenian dan nilai tradisi.
d. Kemajuan teknologi membuka peluang untuk melestarikan kekayaan budaya.
e. Kekayaan budaya yang melimpah mampu menjadikan daya tarik budaya sebagai magnet untuk mendatangkan wisatawan.
a. Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan berdampak positif terhadap ketahanan budaya jika adanya akulturasi budaya yaitu ciri khas dan identitas kebudayaan semakin berkembang.
b. Penghargaan dunia atas warisan budaya lokal mampu mengangkat citra dan martabat bangsa dan Negara.
c. Banyaknya lembaga atau pihak di luar negeri yang tertarik akan budaya bangsa baik berupa benda peninggalan sejarah dan purbakala (benda cagar budaya) maupun dengan kesenian dan nilai tradisi.
d. Kemajuan teknologi membuka peluang untuk melestarikan kekayaan budaya.
e. Kekayaan budaya yang melimpah mampu menjadikan daya tarik budaya sebagai magnet untuk mendatangkan wisatawan.
Threat (Tantangan)
a. Masih kurangnya penghargaan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual di bidang kebudayaan.
b. Lemahnya SDM pengelola kekayaan budaya.
c. Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan berdampak negative terhadap ketahanan budaya.
d. Kekayaan budaya bangsa baik dalam bentuk benda dan yang tak benda belum di kelola secara sinergis dalam rangka pembangunan nasional.
a. Masih kurangnya penghargaan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual di bidang kebudayaan.
b. Lemahnya SDM pengelola kekayaan budaya.
c. Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan berdampak negative terhadap ketahanan budaya.
d. Kekayaan budaya bangsa baik dalam bentuk benda dan yang tak benda belum di kelola secara sinergis dalam rangka pembangunan nasional.